Landak Mini
JIKA mendengar kata landak, segera ingatan kita akan langsung melayang pada sesosok hewan liar kecil dengan permukaan kulit penuh duri. Nah, masa iya, sih, hewan berduri tajam yang biasa berkeliaran di hutan itu bisa menjadi hewan rumahan jinak dan lucu seperti kucing dan anjing ?
JIKA mendengar kata landak, segera ingatan kita akan langsung melayang pada sesosok hewan liar kecil dengan permukaan kulit penuh duri. Nah, masa iya, sih, hewan berduri tajam yang biasa berkeliaran di hutan itu bisa menjadi hewan rumahan jinak dan lucu seperti kucing dan anjing ?
Tapi, beneran, lo, landak mini alias landak susu (hedgehog) kini
tengah menjadi hewan piaraan tren baru setelah era hamster. Meski
sama-sama memiliki duri di bagian punggung, landak mini bukan anggota
suku landak-landakan (hystricidae) dari kelompok rodensia. Landak mini
termasuk erinaceidae dari bangsa insektivora alias pemakan serangga.
Landak nan imut itu memiliki bentuk badan oval dengan panjang badan
hanya 15 cm - 20 cm.
Bobot tubuhnya yang mungil hanya 200 gram hingga 600 gram. Bahkan,
landak mini berukuran paling besar bobotnya cuma 700 gram - 900 gram.
Keunikan binatang asal Afrika Tengah ini menjadi pintu masuk bisnis baru
yang menjanjikan, yaitu pembiakan atau peternakan landak mini. Sebagian
pengusaha yang jeli sudah memanfaatkan celahnya. Contohnya Cun Cun S.,
pemilik BFC Farm Bintaro di daerah Ciputat, Tangerang. Lelaki berdarah
Tionghoa tersebut tertarik menjalani bisnis peternakan landak mini
setelah berkunjung ke rumah seorang koleganya di awal tahun 2007.
Awalnya, saya sekadar tertarik memelihara landak mini karena
bentuknya unik dan lucu, kisah Cun Cun. Saat itu, ia membeli sepasang
landak mini jantan dan betina seharga Rp 500.000. Hari berganti, landak
mini yang bisa menggulung diri menjadi bola duri tersebut kemudian
beranak-pinak hingga puluhan ekor. Beberapa koleganya yang sempat
bertandang ke tempat tinggalnya ternyata juga tertarik membeli
landak-landak mini tersebut.
Kebetulan, pada saat yang sama Cun Cun juga berpikir hendak melego
beberapa landak yang ia miliki karena jumlahnya sudah terlalu banyak.
Gayung pun bersambut, teman-temannya bersedia menjadi pembeli
landak-landak itu. Melihat peluang bisnis dari landak mini, lelaki yang
sebelumnya dikenal sebagai petambak lobs-ter air tawar ini lantas
membulatkan tekad untuk beternak landak mini.
Gampang Dipelihara
Untuk modal awal, Cun Cun mengaku hampir tidak mengeluarkan duit
dalam jumlah yang berarti, misalnya untuk membuat kandang. Latar
belakang profesinya sebagai petambak lobster tawar memungkinkan Cun Cun
memiliki kotak akuarium tak terpakai yang bisa ia manfaatkan sebagai
kandang landak imut tersebut.
Saya juga bikin website untuk merambah pasar lebih luas, cerita
lelaki energik ini. Jadilah situs landakmini.com menjadi ruang pamer Cun
Cun di dunia maya. Di luar dugaan, permintaan pasar atas binatang yang
berukuran sekepalan tangan ini ternyata membeludak. Respons pasar luar
biasa, sampai saya kewalahan memenuhi permintaan, ujar Cun Cun.
Sejumlah toko hewan atawa pet shop memesan landak mini sampai puluhan
ekor. Belum lagi permintaan dari pembeli eceran yang ingin sekadar
memelihara maupun pembeli yang ingin menjual kembali hewan unik
tersebut. Peminat yang menghubungi Cun Cun bukan hanya dari daerah
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), tapi juga
dari Medan, Pekanbaru, dan kota-kota lain. Sampai banyak yang nekat
inden, imbuh Cun Cun sambil tertawa lepas. Kini, setiap bulan Cun Cun
bisa melepas rata-rata 30 ekor landak mini ke pasar.
Banderol harganya pun beragam. Perinciannya, landak mini berjenis
kelamin jantan dan berwarna putih ia hargai Rp 300.000 per ekor.
Sedangkan landak mini berwarna abu-abu atawa jenis salt and pepper
harganya lebih mahal, yaitu Rp 400.000 per ekor. Kalau mau beli landak
mini betina harus sekalian beli pejantannya, kata Cun Cun. Harga
sepasang landak mini berusia dua bulan itu antara Rp 800.000 sampai Rp 1
juta. Rata-rata, dalam satu bulan, Cun Cun bisa mengantongi omzet
minimal Rp 9 juta. Sedangkan potensi margin labanya juga sungguh menggiurkan. Bisa
lebih dari 100% karena biaya pemeliharaannya juga tidak besar, kata dia.
Untuk memenuhi permintaan yang terus mengalir, Cun Cun juga kerap
mengirim landak dari peternakannya ke luar kota. Ia mengambil landak
dari peternak lain untuk stok. Saat ini stok landak Cun Cun sudah
mencapai 170 ekor, yaitu 100 ekor indukan dan 70-an ekor anakan landak.
Rupanya, bagi Cun Cun bukan isapan jempol belaka bila landak mini
menjadi sumber pembiak fulus yang sangat menjanjikan. Begini
gambarannya, Sepasang indukan landak mini berusia delapan bulan seharga
Rp 1 juta, sudah bisa dikawinkan. Proses kawin sampai si betina bunting
hanya butuh waktu sekitar 35 hari. Sekali hamil, jumlah anaknya
antara satu sampai enam ekor, ujar dia. Taruh kata si betina beranak
empat.
Ketika berumur dua bulan, anak landak mini sudah bisa dilego seharga
Rp 300.000 per ekor. Maka, modal awal pun sudah langsung balik plus
margin Rp 200.000. Dari sisi pemeliharaan, si landak mini ini juga
enggak susah. Makanannya ulat, tapi kalau susah cari ulat bisa
diganti dog food atau makanan anjing yang kering, ungkap Cun Cun. Air
minum hewan mungil ini juga hanya air mentah biasa.
Kandangnya juga tak butuh pengaturan suhu khusus. Suhu yang pas agar
si landak mini nyaman adalah sekitar 21-27 derajat Celsius. Kandang
landak mini tidak perlu didesain khusus. Bisa seperti kandang kelinci
atau hamster. Di peternakan miliknya, Cun Cun menggunakan kotak akuarium
yang lantainya ia taburi serbuk kayu supaya tidak licin. Serbuk kayu
ini bisa dibeli di petshop atau di tempat pembuat mebel rumahan dengan
harga murah.
Merawat Dengan Hati
Jeni Chandradinata juga sudah merasakan asyiknya membiakkan landak
mini. Di komunitas penggemar binatang dan landak, nama Jeni cukup
ngetop. Jeni sudah lama tertarik memelihara landak mini. Tapi, kalau
serius membiakkan baru sekitar tiga tahun ini, ujar dia.
Populasi landak kinyis-kinyis milik Jeni saat ini tinggal 50 ekor. Dulu sempat mencapai 100-an ekor, kata Jeni. Harga jual landak
miliknya tak jauh beda dengan harga pasaran saat ini. Sepasang landak
jantan dan betina, ia banderol dengan harga Rp 800.000. Jeni mengaku,
saat ini lebih banyak melayani permintaan dari toko hewan yang cukup
deras.
Dalam sebulan, rata-rata ia bisa menjual 15 ekor landak. Jeni mengaku
tidak menjalankan bisnis ternak landaknya murni menggunakan kacamata
bisnis. Hewan ini juga makhluk hidup, saya enggak tega kalau benar-benar
memforsir produksinya,ujar dia. Dalam satu tahun, seekor landak bisa
beranak sampai tiga kali. Walau begitu, ia memilih untuk tidak
menggencarkan pembuahan landak mini miliknya sekadar untuk memenuhi
permintaan pasar.
Makanya, ia sengaja memberi jeda dengan tidak terus-menerus
mengawinkan landak-landaknya. Landak lama-lama bisa stres, apalagi
kalau sampai dipaksa kawin pada usia dini, tutur dia. Ia menegaskan,
bisnis hewan seperti ini sejatinya tetap akan menguntungkan. Namun, ada
baiknya para breeder memperhatikan juga sisi kebinatangan dari hewan
tersebut. Dari segi kenyamanan kandang, kualitas makanan, juga
frekuensi reproduksi harus kita perhatikan secara sungguh-sungguh,
ungkap Jeni.
Meski peternakan landak mini menarik untuk menjadi peluang usaha, ada
juga yang memilih untuk menjadikannya sebatas hobi. Tidak sempat
mengurus dan belum ada tempat jika harus membuka peternakan secara
serius, ungkap Popon, juga seorang penggemar landak mini. Saat ini ia
memelihara lima ekor landak mini yang merupakan indukan. Anak-anaknya
sudah sering saya lepas ke pembeli, kata dia. Untuk sepasang landak
jantan betina, ia jual seharga Rp 725.000.
Popon mengaku, landak berukuran kecil ini menarik dijadikan bisnis
karena peminatnya banyak sedangkan modalnya tidak banyak. Namun, karena
merasa belum cukup waktu untuk mengurus hewan peliharaannya, ia belum
memutuskan untuk menekuni bisnis tersebut secara serius. Bagi Anda yang
tertarik untuk terjun ke bisnis ini, Cun Cun menyarankan agar membentuk
pasar terlebih dulu. Kalau sudah ada pasarnya, pasti mudah untuk
menjalankan usaha ini, ujar dia. Nah, menurut dia, media internet bisa
menjadi perantara bagus untuk membentuk pasar atau memperluas
jangkauannya. Tunggu apa lagi. Anda tertarik mencoba peruntungan dari si
landak mini ?
Note !!!
" Landak Bisa Makan Makanan Kering Anjing dan Kucing LANDAK mini (hedgehog) merupakan salah satu jenis mamalia yang memiliki 16 spesies. Binatang ini bisa ditemukan di Eropa, Asia, Afrika, dan Selandia Baru. Landak mini secara tradisional termasuk insektivora alias pemakan serangga. Namun, sejatinya landak mini hampir bisa dikategorikan sebagai omnivora. Makanannya mulai dari serangga, keong, katak, kodok, ular, telur burung, jamur, akar rumput, hingga buah beri dan semangka. Di Inggris, landak sering menjadi pengendali hama alami di halaman rumah dan taman. Tiap malam, seekor landak mampu memakan serangga hingga seberat 200 gram. Landak mini juga alergi terhadap laktosa yang ada di dalam produk susu. Itu sebabnya, banyak pemilik atau peternak landak mini memberi makan piaraannya itu dengan makanan anjing atau makanan kucing yang kering. Memang, makanan tersebut lebih baik daripada produk susu, namun ada juga kekurangannya. Makanan anjing dan kucing biasanya tinggi lemak dan rendah kandungan proteinnya. Jadi, ada baiknya juga sesekali landak mini memakan serangga, seperti ulat hongkong atau ulat jerman yang dijual di toko-toko hewan. Lazimnya, landak yang menjadi hewan peliharaan adalah hasil persilangan antara jenis white-bellied hedgehog (atelerix albiventris) dengan north african hedgehog (A. algirus). Landak hasil persilangan tersebut sering disebut sebagai landak jenis african pygmy hedgehog. Landak mini juga memiliki beragam warna. Ada yang albino, abu-abu atau disebut juga salt and pepper, putih, cokelat, hingga keperakan. Setidaknya ada sekitar 92 warna bulu landak yang telah dihasilkan oleh para peternak di seluruh dunia. Sejak tahun 2000-an, sudah ada asosiasi internasional bagi peternak dan pecinta landak mini. Namanya, The International Hedgehog Association (IHA). Asosiasi tersebut secara rutin menggelar pameran internasional landak mini. Mereka juga bakal menentukan sistem pameran dan penyempurnaan standar bagi para peternak (breeder) dan pecinta landak mini ini di masa depan."
sumber : http://peluangusaha.kontan.co.id/xml/menjajal-peruntungan-dari-si-landak-mini-1
No comments:
Post a Comment